• Home
  • Foto Hot
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact

berita unik terkini

  • Home
  • Gambar Hot
  • Zona Dewasa
Home » Uncategories » Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan (Khusus Calon Pengantin Baru)

Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan (Khusus Calon Pengantin Baru)

oleh : berita unik terkini
Unikaneh.com - Seringkali orangtua menanyakan ke saya "Anak saya ini kalau

diomongin susah nurutnya, bagaimana sih caranya agar anak

nurut dengan orangtua? Apa musti dipukul dulu baru nurut?"

Mendengar pertanyaan ini, seringkali saya jawab dengan singkat

"Kenapa musti harus dengan kekerasan?". Dan seringkali saya

menceritakan kisah di bawah ini agar mereka mengerti apa

maksudnya Mendidik Anak Tanpa Kekerasan.



Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi

ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan suatu

kisah dalam hidupnya:



Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama

orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya,

di tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika

Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki

tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya

sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi

teman atau menonton bioskop.



Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau

ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya

sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan

pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan.

Selain itu, ayah juga meminta saya mengerjakan beberapa

pekerjaan tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.



Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata "Ayah tunggu

kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama."



Segera saja saya menyelesaikan berbagai pekerjaan yang diberikan

oleh ayah dan ibu. Kemudian saya pergi ke bioskop. Wah, saya

benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga

lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjuk pukul 17.30,

langsung saya berlari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput

ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00!!!



Dengan gelisah ayah menanyai saya "Kenapa kau terlambat?".

Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop

sehingga saya menjawab, "Tadi mobilnya belum siap sehingga

saya harus menunggu."



Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon

bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah

berkata "Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga

engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran

pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah ayah

pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik."



Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai

berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan

jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah,

maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan

di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau hanya

karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.



Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi. Seringkali saya

berpikir mengenai kejadian ini dan merasa heran. Seandainya

ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita,

maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik

tanpa kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman

itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi.

Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat

luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru terasa kemarin.

Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.



Ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang sangat kuat

di bawah sadar seorang anak maka informasi itu akan langsung

mempengaruhi perilakunya. Itulah salah satu bentuk hypnosis

yang sangat kuat. Apakah hal sebaliknya bisa terjadi? Ya bisa saja!

Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam melakukannya

sehingga hasil positif yang kita inginkan pasti tercapai.

Hal ini memerlukan pemikiran yang mendalam dan kesadaran diri

yang kuat dan terlatih. Janganlah bertindak karena reaksi spontan

belaka dan kemudian menyesal setelah melakukannya.



Jika kita mau berpikir sedikit ke belakang ke masa di mana

anak-anak kita masih kecil sekali maka di masa itulah semua

"bibit" perilaku dan sikap ditanamkan. "Bibit" perilaku dan sikap

inilah yang kelak akan mewarnai kehidupan remaja dan dewasanya.

Siapakah yang menanamkan "bibit" perilaku dan sikap itu untuk

pertama kalinya? Ya Anda pasti sudah tahu jawabnya, kitalah

orangtua yang menanamkan segala macam "bibit" perilaku dan

sikap itu.



Bagaimana jika sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan

pengasuhnya (baby sitter). Ya berdoalah semoga pengasuh anak

Anda mempunyai pemikiran bijaksana dan bisa mempengaruhi anak

Anda secara positif. Berharaplah pengasuh anak (baby sitter)

Anda mengerti cara kerja pikiran dan mengerti bagaimana bersikap,

berucap dan bertindak dengan baik agar anak Anda memperoleh

"bibit" sikap dan perilaku yang baik.



Seseorang bisa menjadi baik atau buruk pasti karena sesuatu "sebab".

Perilaku, ucapan sikap, dan pikiran yang baik atau buruk hanyalah

suatu rentetan "akibat" dari suatu "sebab" yang telah ditanamkan

terlebih dahulu. Mungkinkah terjadi "akibat" tanpa "sebab"?

Mungkinkah anak kita berbohong tanpa sebab, mungkinkah anak kita

"nakal" tanpa sebab, mungkinkah anak kita rewel tanpa sebab?

Sebagai orangtua kita wajib mencari tahu apa penyebabnya.

Tidaklah pantas sebagai orangtua kita langsung bereaksi spontan

begitu saja tanpa memikirkan apa yang baru saja kita perbuat.

Bukankah ini akan memberi contoh baru bagi anak kita tentang

bagaimana bertindak dan bersikap?



Sewaktu kita mempunyai anak maka kita menjadi orangtua, tetapi

kita tidak pernah punya pengalaman menjadi orangtua. Kita mempunyai

pengalaman menjadi anak. Jadi kita harus mendidik diri kita sendiri

dengan belajar dari anak-anak. Bukan belajar dari apa yang dilakukan

orangtua pada kita. Ingatlah perasaan sewaktu kita masih menjadi

anak-anak. Amati mereka dan tanggapilah dengan penuh perhatian apa

yang mereka inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti

apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah terpenuhi?Perlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan! Jangan perlakukan anak-anak seperti apa yang dilakukan orangtua pada kita.
"Bagilah Keceriaan Anda Kepada Teman dengan Menunjukkan Artikel unik ini kepada Mereka"
Posted by Unknown - Rating: 4.5
Title : Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan (Khusus Calon Pengantin Baru)
Description oleh : berita unik terkini, Unikaneh.com - Seringkali orangtua menanyakan ke saya "Anak saya ini kalau diomongin susah nurutnya, bagaimana sih caranya agar ana...

Share to

Facebook Google+ Twitter

0 Response to "Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan (Khusus Calon Pengantin Baru)"

Posting Komentar

Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Hot Lainnya

Copyright © 2012 berita unik terkini - All Rights Reserved
Design by Tahan Lama - Powered by Blogger